Lompat ke konten

BULAN ROMADHON SYAHRUD DIROSAH,SYAHRUL TA’ALLUM,SYAHRUL MUROJA’AH

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Bulan Romadhon adalah Bulan Tadarus, yaitu,

  1. Syahrud Dirosah شهر الدراسة, bulan kajian,
  2. Syahrut Ta´lim wat Ta´allum شهر التعليم والتعلم, bulan mengajar dan belajar
  3. Syahrul Muroja`ah شهر المراجعة, bulan mengulang hafalan al-Quran. Setiap malam di bulan Romadhon Rosululloh ﷺ bersama Jibril as mengkaji dan mengulang hafalan al-Quran sebulan penuh.
    Ibnu Abbas ra berkata :
    وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
    Jibril menemuinya, yaitu Rosukulloh ﷺ setiap malam di bulan Ramadhan untuk bertadarus Al-Qur’an bersamanya. (HR. Bukhari no. 6 dan Muslim no. 2308). Ta´lim dan ta´allum yang populer disebut kajian baik dalam bentuk tausiah, ceramah, kultum, seminar, diskusi, tablig akbar, atau yang lainnya biasanya dilakukan pada momen tertentu seperti hari libur, waktu istirahat, ketika safar, bulan Romadhon, dan tahun baru Islam serta hari-hari besar lainnya. Dan Rosululloh ﷺ mengajar para sehabat belajar Islam dalam berbagai waktu dan kesempatan. Terkadang Beliau ﷺ mengatur jadwal waktu mengajar dan belajarnya agar para sehabat tidak bosan dan jenuh menerimanya. Adapun waktu kajian yang pernah dilakukan Rosululloh ﷺ adalah :
  4. Setelah Sholat Ashar.
    Kalau bulan Romadhon sambil menunggu buka puasa atau ifthor jamai.
    Hadis dari Aisyah ra
    كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُحَدِّثُنَا بَعْدَ العَصْرِ
    Nabi ﷺ biasa berbicara kepada kami setelah shalat Ashar.(HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod No. 792) Hadis ini menunjukkan bahwa Rosulullah ﷺ juga menyampaikan ilmu setelah sholat Ashar, biasanya di masjid atau di rumahnya kepada istri dan keluarga.
  5. Pada Hari Jumat dalam Khutbah serta ta`lim
    Ibnu Umar ra berkata :
    أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَخْطُبُ يَوْمَ الجُمُعَةِ وَيُعَلِّمُ النَّاسَ”
    Sesungguhnya Nabi ﷺ berkhutbah pada hari Jumat dan mengajarkan (ilmu) kepada manusia.” (HR. Muslim No. 2007)

Khutbah Jumat adalah salah satu momen utama bagi Rasulullah ﷺ untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya.

MENDIDIK SHOLAT BERJAMAAH DI BULAN ROMADHON 1447 H DI FIKRUL AKBAR ISLAMIC SCHOOL

  1. Saat Malam Hari
    Kalau bulan Romadhon, ada yang melaksanakannya
    1.setelah sholat isya sebelum tarawih
  2. Setelah tarawih sebelum witir, atau
  3. Setelah witir
    Hadis dari Abu Hurairah ra
    “كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَحَدَّثُ مَعَ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ اللَّيَالِي
    “Rasulullah ﷺ sering berbicara dengan para sahabatnya di beberapa malam.” (HR. Bukhari & Muslim)
    Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ kadang mengajarkan ilmu atau berdiskusi dengan sahabat pada malam hari, terutama setelah shalat Isya.
  4. Saat dalam Perjalanan (Safar)
    Yang lebih populer dengan sebutan Jilan (ngaji sambil jalan-jalan), rihlah ilmiah, atau tadabur alam, study tour.
    Jabir bin Abdillah ra berkata:
    رَافَقْتُ النَّبِيَّ ﷺ فِي سَفَرٍ فَكَانَ يُعَلِّمُنَا فِي الطَّرِيقِ
    Aku pernah bepergian bersama Nabi ﷺ, dan beliau mengajarkan kami di perjalanan.” (HR. Ahmad No. 14724)
    Ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ tidak membatasi majelis ilmu di masjid saja, tetapi juga mengajarkan Islam dalam berbagai kesempatan, termasuk saat perjalanan.
  5. Setelah shalat Subuh sebagai salah satu bentuk dzikir kepada Alloh sampai waktu syuruq atau waktu duha.
    Ada juga yang melaksanakannya pada waktu duha, sebagai kajian atau kuliah duha.
    Jabir bin Samuroh ra berkata :
    كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا صَلَّى الفَجْرَ جَلَسَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَسَنَةً
    Adalah Nabi ﷺ apabila selesai shalat Subuh, beliau duduk di tempatnya hingga matahari terbit dengan sempurna (bersinar dengan baik).”
    (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, No. 670)
    Nabi ﷺ bersabda :
    adalah:
    مَنْ صَلَّى الفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ، ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ تَعَالَى حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ
    Barang siapa yang melaksanakan sholat Subuh berjamaah, lalu ia duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia sholat dua rakaat, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.sempurna, sempurna. (HR. Tirmidzi No. 586, dinilai hasan oleh Al-Albani) Hadis ini menunjukkan kebiasaan Rasulullah ﷺ dalam berzikir atau berdiam diri setelah shalat Subuh hingga matahari terbit dengan terang. Ini juga menjadi salah satu amalan yang dianjurkan, karena terdapat keutamaan berzikir di waktu pagi.
  6. Memilih dan menentukan waktu yang tepat. Tidak terus menerus agar tidak jenuh dan bosan.
    Abdullah bin Mas`ud ra berkata :
    كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِي الأَيَّامِ كَرَاهِيَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا
    Dahulu Nabi ﷺ memberikan ceramah kepada kami secara berkala pada hari-hari tertentu, karena beliau tidak ingin membuat kami bosan.” (HR. Bukhari No. 68 dan Muslim No. 2821)

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ tidak selalu memberikan ceramah atau nasihat secara terus-menerus, tetapi memilih waktu-waktu yang tepat agar para sahabat tidak merasa jenuh. Hal ini mengajarkan metode dakwah yang efektif, yaitu memberikan nasihat secara bijak dan mempertimbangkan kondisi audiens.

  1. Seharian
    Nabi ﷺ pernah mengajar ilmu sehari penuh dari pagi sampai maghrib.
    Abu Waqid al-Laitsy rs berkata :
    خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِلَى النَّاسِ فِي مَجْلِسِهِمْ فَوَعَظَهُمْ، فَذَكَرَ أُمُورًا مِنْ أُمُورِ الْإِسْلَامِ، ثُمَّ صَلَّى الظُّهْرَ، ثُمَّ جَلَسَ يُعَلِّمُهُمْ حَتَّى صَلَّى الْعَصْرَ، ثُمَّ جَلَسَ يُعَلِّمُهُمْ حَتَّى صَلَّى الْمَغْرِبَ، فَقَامَ إِلَى بَيْتِهِ.
    Rosulullah ﷺ keluar menemui para sahabatnya di majelis mereka, lalu beliau memberi nasihat dan menyebutkan berbagai hal tentang Islam. Kemudian beliau salat Zuhur, lalu duduk kembali untuk mengajarkan mereka ilmu hingga beliau salat Asar. Setelah itu, beliau duduk kembali mengajarkan mereka ilmu sampai beliau salat Magrib, lalu beliau pulang ke rumahnya.”
    (HR. Muslim dalam Shahih Muslim No. 876).
    Faidah Hadis.
  2. Jika mengharuskan, maka kajian dapat dilakukan dalam waktu lama, Seperti seminar sehari.
  3. Belajar dari kesabaran para sehabat dalam menuntut ilmu yang rela duduk berjam-jam untuk mendengar dan memahami ajaran Islam.
  4. Konsistensi dalam berdakwah – Nabi ﷺ terus mengajarkan umatnya di setiap ada kesempatan atau momen penting, seperti waktu sholat isya dan subuh di bulan Romadhon.
  5. Sholat tarawih sangat dianjurkan di masjid secara berjamaah. Momen ini dapat digunangan untuk menyampaikan taushiyah, mauizhoh, tadzkiroh, ta´lim, atau ceramah singkat yang lebih dikenal dengan sebutan kultum.
  6. Hadis ini menjadi bukti betapa pentingnya ilmu dalam Islam dan bagaimana Nabi ﷺ memberikan contoh dalam mengajarkan agama kepada umatnya.
  7. Setelah adzan
    Jabir bin Abdillah ra berkata :
    …وكان إذا أراد أن يعظ الناس أمر بلالاً فأذن، ثم خطب فذكر الناس.
    …Dan apabila Beliau ﷺ ingin menasihati orang-orang, ia menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan, lalu beliau berkhutbah mengingatkan mereka.(HR. Muslim no. 867)
    Nabi ﷺ menuruh Bilal adzan sebelum Beliau menyampaikan nasehat adalah agar orang-orang berkumpul dan siap mendengarkan. Hal ini menegaskan pentingnya perhatian dalam menerima ilmu dan nasihat agama.

Kesimpulan
Rasulullah ﷺ mengajarkan ilmu kepada para sahabat di berbagai waktu.

Mohon dikoreksi jika ada yang keliru. Dan mohon dilengkapi jika ada yang salah.(Sumber : Oleh : Ade Enjang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *